sumber gambar : http://kraksaan.com/lakukan-dan-jangan-lakukan/jangan/
Langit cerah yang mempesona ini, seperti
sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, warnanya penuh dengan keceriaan sang
fajar. Nikmat, indah, dan ingin sekali berlama-lama menetap disini, memandangi
langit, gurun-gurun dan mendengar semilir angin yang berhembus kesana-kemari.
Berada disini rasanya seperti terlupakan, terlupakan oleh waktu bahwa
sebenarnya aku ada. Kesunyian ini benar-benar melupakanku pada dunia yang serba
tuntutan, serba ingin sempurna, serba ingin dimengerti, serba ingin dipahami.
Sungguh tragis aku berada didunia yang makhluknya penuh dengan ciri-ciri
tersebut. Aku bersyukur, bahwasannya aku masih tetap hidup bersamaan dengan
mereka.
Mari memasuki duniaku dibagian yang
sangat tragis ini, sungguh bagian ini bukan tentang rasa cinta, bukan pula
kisah romeo dan Juliet, apalagi kisah sangkuriang yang dikutuk jadi batu oleh
ibunya. Namun, ini adalah kisah dimana sisi baik bisa saja terlupakan dengan
nada dan mimik muka yang tidak diinginkan oleh pendengar dan lawan bicaranya.
Aku, sungguh mempelajarinya, mempelajari setiap kata yang harus disesuaikan
dengan mimik muka, menyesuaikan arti dengan intonasi, sungguh sepanjang umurku
hanya untuk belajar tentang itu semua. Mungkin, sebagian besar dari kita, itu
adalah hal yang konyol, hal yang berlebihan, hal yang aneh, kuno dll. Namun
bagiku ini adalah pekerjaan tersulit disepanjang umurku.
Aku bukan lagi seperti manusia yang
ciri-cirinya diinginkan oleh mereka. (Baik, ramah, pengertian, sopan, alim,
santun, lembut, ceria, dll nya.) aku, seperti es batu yang sedang memakai
masker wajah (dingin, kaku dan flat). Tiga sifat itu yang membawaku pada
ciri-ciri manusia yang tidak baik, tidak ramah, tidak pengertian, tidak sopan,
tidak alim, tidak santun, tidak lembut, tidak ceria, dll nya. Hal ini menjadikanku
teramat tersudutkan, menjadikanku teramat salah dimata mereka. Ada hal lucu dan
hal paling menyedihkan disini, semua ku paksakan menjadi tawa agar semua ini
tidak menjadi beban yang harus ku pikul hingga aku tak sanggup lagi memikulnya,
oh sungguh menjadikan kisahku pada bagian ini agar berubah menjadi tawa, bagiku
itu adalah hal yang luar biasa.
Namun sepertinya aku harus memberitahu
kalian bahwa…
Aku bukan kuburan
Bukan juga sambaran petir
Apalagi ruang dingin dalam lemari es
…….
Tapi jika ada yang beranggapan aku
seperti itu, ya taka pa…
Pada intinya, ketika kau memahami aku
aku akan memahami kalian,.
Maka seharusnya begitupun sebaliknya,.
Titip kata-kata ini,..
“ketika melihat orang lain melakukan kesalahan, coba
lihat dirimu…
apakah kau tak pernah melakukan kesalahan? Jika kau
pernah melakukan salah,
maka maafkanlah dia yang melakukan kesalahan padamu
karna bagaimanapun juga, keetika kau bersalah…
kaupun ingin mendapat maaf dari orang yang pernah
kau perbuat kesalahan padanya”
-ReviAriniMinkhoirin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar