Belum Saatnya! (direa.kisah)
Di malam yang sangat dingin, di persimpangan jalan
yang ramai, seorang gadis kecil berusia 10 tahun berdiri dengan tatapan kosong.
Dengan baju lengan pendek berwarna hijau yang dia kenakan serta rok sekolah
dasar yang sudah kotor, ia menatap sekeliling kota. Tak lama kemudian kendaraan yang sedang berlalu lalang berhenti. Gadis itu menghampiri, penuh harap. Tak
sepantasnya gadis cantik itu meminta belas kasihan dari pengendara yang
berhenti di persimpangan. Di usianya itu, seharusnya gadis itu banyak meluangkan
waktunya untuk belajar dan bermain.
Namun apa daya, tuhan mentakdirkannya untuk menghadapi dunia yang keras sebelum waktunya. Raut wajahnya menggambarkan lelah. Batinnya menangis, dan tak ada senyum yang terlihat darinya. Gadis itu benar-benar lelah menghadapi dunia yang sangat kejam. Sering aku menjumpainya. Namun sulit sekali lidah ini untuk memulai interaksi dengannya. Aku ingin sekali mengajaknya bicara. Karena sebenarnya aku tahu bahwa alasan ekonomi lah yang membuatnya harus seperti sekarang ini. Dia putri yang sedang duduk di trotoar pinggir jalan.
Namun apa daya, tuhan mentakdirkannya untuk menghadapi dunia yang keras sebelum waktunya. Raut wajahnya menggambarkan lelah. Batinnya menangis, dan tak ada senyum yang terlihat darinya. Gadis itu benar-benar lelah menghadapi dunia yang sangat kejam. Sering aku menjumpainya. Namun sulit sekali lidah ini untuk memulai interaksi dengannya. Aku ingin sekali mengajaknya bicara. Karena sebenarnya aku tahu bahwa alasan ekonomi lah yang membuatnya harus seperti sekarang ini. Dia putri yang sedang duduk di trotoar pinggir jalan.
Editor oleh http://diarypanca.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar