Jumat, 11 Mei 2018

Untuk beku, seseorang dimasa ini


Untuk beku, seseorang dimasa ini (direa.sastra)



Dari dinginnya malam dan salju. Kaulah yang terdingin yang pernah ku kenal. Matamu yang tajam dan senyummu yang begitu melekat,. Kadang kau memanggilku tanpa sepatah kata yang kau ucap. Aku mencoba menerka keadaanku dan kau saat ini. Tapi sejujurnya, ini bukanlah keahlianku mendiagnosa rasa. Aku hanya mencoba diam kala kau didekatku. Merasakan begitu dingin dirimu.


Sudah 2 tahun dikelas yang sama kita berjumpa. Namun, dinginmu masih terlihat nyaman berada padamu, sampai dimana aku membeku karna sifatmu. Kau selalu menyapa kala aku diam, menerkaku dan selalu memperhatikanku dari kejauhan. Aku memang merasakannya, merasa bahwa kau memperhatikanku. Tapi,… ketika aku mendekatimu, diammu yang beku selalu menjadi sifat utamamu. Aku bingung denganmu, mengapa kau terlihat ingin memiliki namun disaat bersamaan kau sangat menolaknya.

Sombong??? Sepertinya tidak, pendiam?? Kata itu ingin membuatku tertawa,. Mana mungkin orang seperti dia bisa disebut orang pendiam. Dan diapun  bukanlah seseorang yang bisu,.

Kamu bukan salah satu sifat yang selama ini aku terka. Namun, entah mengapa sifat diammu itu kau lakukan hanya padaku, ya benar-benar hanya aku yang merasakan diammu. Aku benar-benar bingung denganmu, aku tak pernah berbicara padamu, namun mengapa seolah-oleh aku telah melukaimu. Apa mungkin karna diammu itu sebagai ungkapan bahwa kau membenciku,?

Entahlaaaah, aku benar-benar tak mengerti sifatmu.

Satu kejadiaan lagi bahwa mungkin kau membenciku,.

Di hari rabu kala itu, aku sedang membaca novel dan duduk dikoridor depan kelas. Kala itu hujan datang secara bersamaan denganmu, dan kau langsung duduk disampingku untuk  mengelap bajumu yang basah karna hujan. Aku menoleh kearahmu namun kau masih sibuk dengan bajumu yang basah. Aku terdiam beberapa saat dan melanjutkan membaca novel yang sedang ku baca dan mulai mengabaikanmu. Dan tiba-tiba kau bicara “lagi apa?”. Aku kaget, mendengar pertanyaan yang muncul dari mulutmu yang sudah lama aku tak pernah mendengarnya selama 2 tahun. “lagi baca novel” jawabku sambil menengok ke arahmu dengan wajah datarku. Dan setelah mulutku menjawab pertanyaannya, diapun bergegas berdiri mengambil tasnya dan melangkah menuju kelas. Aku hanya menengok ke arahnya dan melihat punggungnya berjalan semakin jauh dari tempat yang saat ini aku duduki.

Menuliskan ini, bukan berarti aku mencintai, mengagumi dan menginginkannya. Namun, orang seperti apa yang ingin dijadikan tembok kala dia didekat kita, dijadikan patung kala dikerumuni banyak orang. Sungguh, bukan karena cinta aku membuat ini.
Untukmu siapa saja orangnya,.
Manusia dingin seharusnya musnah,
Pergi dan hilang.
Jika kau tidak mau diarak ditengah masyarakat karena dinginmu, bergegaslah kau mengubah sifatmu itu. Segeralah mencari benda panas, atau jika tak juga benda panas itu kau temui, silahkan kau bakar saja dirimu sendiri, agar dingin yang ada padamu segera hilang mencair.

-Direa 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

  Malam hari ini begitu dingin,. Sepertinya manusia sudah hilang dari jangkauan mata,. Aku hanya bisa melihat bebrapa diantaranya masih terj...